Labuha, HALSEL / Queen News. Co. id — Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Menjadi salah satu pilar penting dalam mendukung sistem Pendidikan dasar dan menengah.
Melalui Regulasi terbaru, yakni Permendikbud RI 63 tahun 2023 tentang petunjuk teknis atau juknis BOS Reguler SD, SMP, SMA bahwa Dana BOS Reguler dapat digunakan untuk membiayai operasional penyelenggaraan pendidikan disekolah.
Pencairan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahap 1 tahun 2025 menjadi salah satu momen yang jadi penantian banyak sekolah diseluruh Indonesia.
Agar proses pencairan berjalan lancar, sekolah wajib memastikan beberapa halhal salah satunya 'Perencanaan Anggaran 2025 selesai di ARKAS, 2. Status Rekening di ARKAS, 3. Pemantauan lewat Dashboard ARKAS'.
Lain Halnya, yang dilakukan oleh Abjan Manaf, Kepsek SDN 26 HALSEL, Desa Gane Luar, Kecamatan Gane Timur Selatan, memaksa semua Guru-Guru menandatangani kwitansi kosong dalam pencairan Dana BOS tahap 1 tahun 2025 serta memaksa juga menandatangani kwitansi kosong tahun 2024 yang lalu sebagai Syarat pencairan Dana BOS tahun 2025.
Saat di telusuri wartawan media ini, salah satu guru membenarkan bahwa telah terjadi pemaksaan penandatanganan dari kepsek SDN 26 HALSEL, Sabtu (15/02/2025).
Salah satu guru saat di wawancarai mengatakan "pemaksaan Penandatanganan kwitansi kosong untuk Pencairan tahap 1 tahun 2025, sementara untuk kwitansi tahun 2024 terkait Pengawas ujian (semester 1 dan 2), Asesmen Sekolah, Pembuatan Pagar Beton Sekolah, Pengadaan Wifi/starling, Pengadaan Mesin Printer, Pembayaran Gaji Guru Honorer yang tidak sesuai dengn ARKAS (misalnya, 700 ribu tertulis di ARKAS, dibayarkan hanya 500 ribu), Belanja ATK dan lain-lain yang kesemuanya hanya kwitansi Kosong yang ditandatangani oleh Guru-Guru".
Hingga Berita ini dipublikasikan, No handphone kepsek SDN 26 HALSEL 082253xxxxxx tidak dapat dihubungi. (Tim Red).
