DOWORA, QueenNews.Co.Id - Para nelayan Desa Dowora, Kecamatan Gane Barat Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), mengaku sangat resah akibat maraknya aksi penangkapan ikan menggunakan bahan peledak atau bom di perairan desa mereka.
Aksi ilegal yang dikenal sebagai "pemboman ikan" ini kembali terjadi pada Jumat (3/10/2025) di perairan Desa Dowora. Yang lebih memprihatinkan, lokasi pemboman sering kali terjadi sangat dekat dengan permukiman warga, hanya sekitar 100 meter dari rumah-rumah penduduk.
Masyarakat Desa Dowora, khususnya yang berprofesi sebagai nelayan, mengungkapkan bahwa penangkap ikan yang menggunakan bom rakitan semakin marak beroperasi. Salah satu warga yang diwawancarai oleh media Queen News Co.Id menyayangkan kondisi ini, menduga minimnya patroli aparat menjadi pemicunya.
"Apakah karena mungkin tidak ada aparat yang berwenang yang berpatroli, tapi sebaliknya ketika aparat rutin berpatroli para penangkapan ikan yang menggunakan bahan peledak atau bom rakitan tidak ada yang beroperasi," ucap warga tersebut kepada QueenNews.Co.Id.
Nelayan tradisional merasa sangat dirugikan oleh ulah para pelaku pemboman ikan. Mereka menilai para pembom hanya mementingkan keuntungan sesaat tanpa memikirkan dampaknya.
"Jangan mereka hanya mau menang sendiri untuk mencari hasil laut karena mau hasil yang banyak maka menggunakan bom dan akhirnya berdampak bagi kami para nelayan yang masih menggunakan cara tradisional untuk menangkap ikan, seperti memancing, menggunakan bubu dan pukat serta menggunakan panah," tuturnya.
Menanggapi keresahan warganya, Kepala Desa Dowora, Eli Saleh, berharap agar Pemerintah Daerah atau pihak terkait memberikan perhatian serius.
"Jika memungkinkan kalau bisa dibuat Pos Pengawasan di Desa Dowora, Kecamatan Gane Barat Selatan," ujar Kades Eli Saleh, menekankan pentingnya kehadiran pengawasan untuk menghentikan praktik perusakan lingkungan laut dan meresahkan masyarakat tersebut.
(Said Jumat/ Redaksi)