QueenNews.co.id / LAMPUNG TENGAH — Aroma kekerasan kembali mencoreng kebebasan pers di Lampung Tengah. Kiki, seorang jurnalis lokal, melaporkan dugaan pengeroyokan dan penganiayaan yang dialaminya ke Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Polres Lampung Tengah.
Insiden ini terjadi di lokasi yang seharusnya menjadi simbol pelayanan publik: Rumah Dinas Pejabat Kabupaten Lampung Tengah, yang saat itu ditempati oleh Ardito.
Ironisnya, dugaan penganiayaan ini terjadi ketika korban sedang menjalankan tugas jurnalistik, yakni menelusuri isu Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Berdasarkan keterangan yang dihimpun, peristiwa bermula ketika Kiki mendatangi kantor bupati untuk mengonfirmasi desas-desus kegiatan KPK. Karena acara di lokasi tersebut telah usai, ia bergerak menuju rumah dinas Ardito untuk melanjutkan peliputan.
Namun, alih-alih mendapatkan informasi, Kiki justru menghadapi intimidasi.
"Sampai di sana, saya disuruh keluar oleh orang tak dikenal. Saat digiring ke lorong rumah dinas, sudah menunggu sekitar tujuh orang," ungkap Kiki dalam keterangannya.
Situasi memanas ketika Kiki mengenali salah satu wajah di antara kerumunan tersebut, yakni Ruslianto, mantan legislator yang sebelumnya pernah tersandung kasus korupsi. Upaya Kiki untuk menyapa justru direspons dengan tindakan represif.
"Mungkin tersinggung dengan ucapan saya, beliau menyundul kepala saya," jelas Kiki.
Tindakan tersebut memicu reaksi berantai dari massa yang berada di lokasi. Menurut laporan korban, sekitar enam orang langsung mengerumuni, mencengkeram kerah, hingga mencekik lehernya.
Dalam situasi tertekan tersebut, Kiki menyebut bahwa Ruslianto diduga kembali melakukan serangan fisik.
"Saudara Ruslianto melayangkan tamparan ke wajah saya. Beruntung, ada tiga orang yang memisahkan, sehingga saya bisa langsung keluar dari rumah dinas," tambahnya.
Tak terima atas perlakuan yang mengancam keselamatan jiwanya dan menghalang-halangi kerja jurnalistik, Kiki langsung mendatangi Polres Lampung Tengah untuk membuat laporan resmi.
Kasus ini mencuat ke publik setelah testimoni korban beredar luas melalui media sosial (salah satunya diunggah akun @dudur15).
Narasumber seorang pejabat di lingkungan pemda juga membenarkan isu yang santer terdengar.
"Kemarin siang ada jurnalis yang lapor ke Polres pemukulan tim pakbup, kejadian kemarin jam 11 siang. Pemukulan di Rumdis, Yunda liat tiktok juga udah tayang di @dudur15, dan rumah pribadi pakbup kemarin sore di geledah KPK.
Publik masih menanti kejelasan simpang siur berita yang sudah viral selama dua hari ini, baik mengenai OTT bupati lampung tengah maupun penjelasan resmi mengenai kekerasan terhadap jurnalis yang kini sedang ditangani Reskrim Polres Lampung Tengah. (Mel)

